Rekam Peristiwa Perempuan #3

AkuKita Wanita
3 min readJul 18, 2021

--

15 Maret 2019

Makin Banyak Perempuan Memutuskan Tak Mau Punya Anak Karena Bumi Terlanjur Rusak

Harriet Spark, seorang perempuan yang bekerja sebagai koordinator media dan instruktur diving di Australia adalah salah satu dari banyaknya perempuan yang tidak ingin mempunyai anak. Menurut Spark, ada dua alasan yang mendasari pilihan tersebut yaitu dia tak ingin menambah beban bumi sehingga mempercepat habisnya sumber daya bumi dengan menambah jumlah manusia dan tidak ingin melahirkan anak yang akan hidup di dunia yang sudah lebih dulu rusak. Banyaknya gagasan yang serupa dengan Spark menjadi pendirian organisasi baru bernama Conceivable Future.Organisasi ini bertujuan untuk menyebarkan kesadaran akan ancaman perubahan iklim terhadap keadilan reproduksi. Selengkapnya https://www.vice.com/amp/id/article/59mb5d/makin-banyak-perempuan-memutuskan-tak-mau-punya-anak-karena-bumi-terlampau-rusak?__twitter_impression=ture

12 Juli 2021

Cuma Punya 2 Anak, Meghan Markle dan Pangeran Harry akan Terima Penghargaan

Meghan Markle dan Pangeran Harry memutuskan untuk memiliki dua anak saja. Atas keputusannya keduanya menerima penghargaan dari Population Matters yang merupakan organisasi amal asal Inggris. Keputusan yang diutarakan pada majalah Vogue Inggris 2019, dinilai sebagai salah satu langkah komitmen mereka untuk membantu menyelamatkan lingkungan. Hal ini kemudian membuat keduanya dinilai sebagai pasutri yang bisa jadi panutan bagi pasangan lainnya. Selengkapnya di, https://wolipop.detik.com/entertainment-news/d-5640088/cuma-punya-2-anak-meghan-markle-dan-pangeran-harry-akan-terima-penghargaan/amp?utm_campaign=detikcomsocmed&utm_content=wolipop&utm_medium=oa&utm_source=Twitter&utm_term=echobox&__twitter_impression=true

image by AkuKita Wanita

Ramai Soal Pelecehan Seksual di Acara Televisi, Ini Kata Komnas Perempuan

Bentuk pelecehan seksual bisa dalam bentuk fisik atau nonfisik pada orang lain yang tidak dikehendaki, berhubungan dengan tubuh, keinginan seksual dan/atau fungsi reproduksi. Menurut Komisioner Komnas Perempuan, Rainy Hutabarat, hal ini terjadi karena adanya relasi kekuasaan tak setara di mana laki-laki merasa berhak melakukan apa maunya dan korban merasa dilecehkan dan direndahkan. Perempuan merupakan kaum yang paling rentan mengalami pelecehan seksual. Selengkapnya https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/12/162500865/ramai-soal-pelecehan-seksual-di-acara-televisi-ini-kata-komnas-perempuan

13 Juli 2021

RUU PKS Dinilai Bukan Hanya Desakan Dari Perempuan, KPI: Itu Suara Korban

Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia, Mike Verawati mengaku tak sepakat dengan pendapat jika Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dinilai merupakan desakan yang dating dari satu kelompok yaitu perempuan. Ia beranggapan bahwa korban kekerasan seksual tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki dan anak-anak. Selengkapnya https://nasional.kompas.com/read/2021/07/13/13403801-ruu-pks-dinilai-bukan-hanya-desakan-dari-perempuan-kpi-itu-suara-korban

image by AkuKita Wanita

Ungkap Diskriminasi Kulit, Aurelie Moeremans Bangga Berkulit Sawo Matang

Aurelie Moeremans menyoroti soal diskriminasi kulit yang sering ia terima lewat unggahan terbaru di akun Instagramnya. Aktris sekaligus penyanyi berbicara soal pengalaman buruknya di masa lalu terkait kulitnya yang berwarna kecokelatan sehingga dianggap tidak cantik oleh publik. Stigma negatif bertahan hingga dewasa ketika di Indonesia, berbanding terbalik saat ia tinggal di Belgia, sebab banyak kenalannya yang menyatakan kekaguman karena kulitnya yang berwarna kecokelatan dan berwarna keemasan ketika di bawah sinar matahari. Ia juga mengajak followernya untuk ikut berkampanye untuk menghapuskan stigma negarif itu dengan menyertakan #iambronzee. Harapannya agar banyak orang lebih percaya diri dengan warna kulitnya. Selengkapnya di, https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/13/150623920/ungkap-diskriminasi-kulit-aurelie-moeremans-bangga-berkulit-sawo-matang?nomgid=1&utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter

15 Juli 2021

Dalam KTM, Menlu RI Serukan Dukungan terhadap Perjuangan Palestina

Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Mid-Term Gerakan Non Blok (GNB) telah berlangsung secara virtual pada tanggal 13–14 Juli 2021. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin Delegasi RI pada pertemuan tersebut. Pada pertemuan tersebut, Menlu Retno menyampaikan bahwa GNB masih menghadapi tantangan yang sama seperti kekuatan besar dunia, ketidaksetaraan, kesenjangan, dan ketidakadilan sosial-ekonomi. Beliau juga menyampaikan bahwa Palestina menjadi satu-satunya negara yang belum mencapai kemerdekaannya. Oleh sebab itu, seluruh negara anggota GNB harus mengakui negara Palestina, mendukung peluncuran kembali negosiasi multilateral yang kredibel, dan memastikan akses kemanusiaan untuk meringankan penderitaan rakyatnya. Selengkapnya di, https://today.line.me/id/v2/article/Da9l6p?utm_source=washare

image by AkuKita Wanita

AkuKita Wanita juga memberikan pencerdasan di newsletter yang dikirim melalui e-mail dua minggu sekali.

Penulis: Raka Gunara, Vil Laura Murdiahtin Ningsih

--

--

AkuKita Wanita
AkuKita Wanita

Written by AkuKita Wanita

Ruang Sharing dan Diskusi Menjadi Titik Temu Kita | Find out More → https://linktr.ee/akukitawanita

No responses yet