5 Sutradara Wanita Indonesia

AkuKita Wanita
5 min readJul 2, 2021

--

Dan Karyanya yang Bisa Kamu Nikmati di Akhir Pekan

Image Credit AkuKita Wanita

Apakah kamu penikmat film Indonesia? Jika iya, tahukah kamu bahwa bukan hanya sutradara Indonesia berjenis kelamin laki-laki saja, loh, yang bisa mengeluarkan karya epic-nya seperti Joko Anwar dengan “Pengabdi Setan”-nya.

Ada juga, nih, sutradara wanita Indonesia yang memiliki segudang prestasi. Untuk itu, mari perkenalkan 5 sutradara wanita Indonesia beserta karya-karyanya yang bisa kamu nikmati di akhir pekan. Ini dia selengkapnya!

Mouly Surya

Sumber: goodnewsfromindonesia

Tahu film “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak”? Yup! Film yang meraih Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 2018 pada kategori Film Panjang Terbaik ini disutradarai oleh seorang sutradara wanita hebat yang genius bernama Mouly Surya. Tak tanggung-tanggung, film tersebut juga menyabet kesembilan kategori lainnya dalam ajang tersebut, termasuk dalam kategori Sutradara Terbaik.

Namun, jangan salah, Mouly tidak hanya memiliki 1 karya saja, melainkan banyak. Salah satu yang bisa kamu nikmati adalah karyanya yang berjudul “Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta” yang diperankan oleh Nicholas Saputra, Karina Salim, dan Ayushita. Film yang tayang pada tahun 2013 ini bergenre drama dan pernah juga ditayangkan di Sundance Film Festival 2013.

Inti dari film ini kisah cinta penyandang disabilitas. Pada pertengahan film, terdapat keheningan karena pemainnya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dan mungkin akan menimbulkan kebosanan. Namun, jangan salah, film ini memiliki plot twist yang akan mengejutkan kamu dan pastinya membuat film karya Mouly ini enak untuk dinikmati.

Kedua karya dari sutradara wanita Indonesia, Mouly Surya ini bisa dinikmati di Netlfix, loh!

Mira Lesmana

Bagi penikmat film Indonesia, nama Mira Lesmana pasti sudah tak asing lagi di telinga. Ya, Mira Lesmana adalah seorang sutradara wanita di Indonesia sekaligus produser yang sudah malang melintang dengan berbagai karyanya, salah satunya film “Kuldesak”.

Film “Kuldesak” ini adalah film pertama yang Mira sutradarai pada tahun 1998. Film yang bergenre dark comedy ini adalah hasil kolaborasi sutradara Mira Lesmana dengan Riza Mantovani, Riri Riza, dan Nan Achnas. “Kuldesak” itu sendiri bercerita mengenai kisah 4 orang remaja dengan kehidupannya masing-masing yang keempatnya memiliki garis penyambung yang sama, yaitu mengenai perjalanan hidup mereka sebagai seorang remaja yang kehidupannya rumit dan sulit dimengerti oleh orang dewasa ataupun orang yang lebih muda.

“Kuldesak” pada 1998 menjadi pendobrak kebangkitan film Indonesia setelah sebelumnya, untuk bisa menyutradarai suatu film, sang sutradara harus memenuhi persyaratan ketat.

Setelah film “Kuldesak”, Mira beralih profesi dari sutradara menjadi seorang produser. Meski begitu, karya-karyanya semakin dikenal dan berhasil mengukuhkan diri sebagai salah satu sineas papan atas di Indonesia. Beberapa film Indonesia yang berhasil di sutradarai oleh seorang sutradara wanita ini adalah film “Ada Apa Dengan Cinta”, “Ada Apa Dengan Cinta 2", “Laskar Pelangi”, “Sang Pemimpi”, “Petualangan Sherina”, “Milly & Mamet”, “Bebas”, dll.

Sumber: kumparan

Gina S. Noer

Selanjutnya, ada sutradara wanita di Indonesia yang tak kalah cerdas bernama asli Ginantri S. Noer atau yang lebih dikenal sebagai Gina S. Noer. Karya Gina yang paling booming sekaligus mengawali debutnya sebagai seorang sutradara –setelah sebelumnya sukses sebagai penulis skenario– adalah film “Dua Garis Biru”.

Sumber: makassar.tribunnews

Film ini bercerita mengenai sepasang kekasih yang masih duduk di bangku SMA bernama Bima dan Dara yang memiliki ambisi dalam hidup, tapi dihancurkan oleh kenyataan akibat pacaran yang melebihi batas dan berujung Dara hamil. Film ini memiliki pesan moral yang sangat baik bagi kehidupan remaja Indonesia. Kamu bisa menonton film ini di Netflix, loh!

Di tahun 2021 ini pula, Gina kembali menjadi sutradara wanita Indonesia yang menyutradarai film bertema cinta, yakni “Cinta Pertama, Kedua & Ketiga” yang dibintangi oleh Angga Yunanda dan Putri Marino.

Kamila Andini

Sumber: Movieden

Sutradara wanita Indonesia, Kamila Andini, berhasil membuat karya terbaiknya yang kini dikenal sebagai film “Sekala Niskala” atau dengan judul internasionalnya “The Seen and The Unseen”. Film ini memenangkan penghargaan dari Berlin International Film Festival (BIFF) ke-68 dan penghargaan Grand Prix di kategori Generation Kplus.

Film “Sekala Niskala” ini bercerita mengenai sepasang kembar beda jenis kelamin (kembar bucing) bernama Tantra dan Tantri yang memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Hingga satu ketika, Tantra meninggal, sedangkan Tantri merasa dihantui oleh keberadaan kembarannya yang sebetulnya sudah tiada.

Sang sutradara wanita, Kamila Andini, sengaja memasukkan unsur budaya Bali yang kental akan mitos, terlebih lagi pada kembar bucing. Dikatakan bahwa jika si kembar bucing adalah keturunan ningrat, maka kehidupannya akan makmur. Namun, jika si bucing berasal dari keluarga biasa saja, maka kehidupannya akan membawa malapetaka. Lalu, yang dialami Tantri setelah kematian Tantra adalah munculnya malapetaka.

Lola Amaria

Pemain film yang beralih profesi menjadi sutradara wanita di Indonesia ini bernama Lola Amaria. Lola memulai debut film pertamanya melalui film “Tabir” dan menjadi pemeran di dalam film tersebut. Namun, jangan salah, ia baru melakukan debut sebagai sutradara saat menyutradarai film “Betina”.

Sumber: Wikipedia

Film lainnya yang disutradarai Lola adalah “Minggu Pagi di Victoria Park”. Film ini bergenre drama dengan mengangkat realitas sosial kehidupan dari para TKW di Victoria Park, Hongkong, pada Minggu pagi. Film ini sangat menarik untuk ditonton karena kamu bisa mengetahui realita para TKW dengan segala tetek bengek kehidupannya yang rumit dan kompleks, dimulai dari dimarahi majikan, penahanan paspor, hingga pergolakan batin akibat rindu bertemu keluarga.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Kamu bisa menontonnya melalui kanal Vidio.

Nah, itu dia 5 sutradara wanita Indonesia dengan karya-karya hebatnya. Menarik, bukan? Kamu bisa menonton karya-karya mereka untuk mengisi hari luangmu di akhir pekan. Bagaimana, sudahkan kamu menonton salah satu film di atas? Kalau belum, mari kita tonton film-film Indonesia dari kanal berbayar seperti Netflix, Video, Viu, iFlix, dll., ya, agar sekaligus bisa memberdayakan perfilman Indonesia dan meminimalisir adanya pembajakan. Ingat, membuat film itu tidak mudah, loh!

Mari kita dukung perfilman Indonesia dengan tidak membajak film dan menontonnya secara ilegal, ya! Sudahkan kamu melakukannya? Komentar di bawah ini, yuk!

AkuKita Wanita juga memberikan pencerdasan di newsletter yang dikirim melalui e-mail dua minggu sekali.

Penulis: Raissa Yulianti

Editor: Azaina Farah Sabrina

Sumber:

Editor Kapanlagi.com. (2018, Oktober 25). 10 Sutradara Wanita Film Indonesia Yang Bakal Jadi Idola. Showbiz selebriti, pp. https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/10-sutradara-wanita-indonesia-yang-bakal-jadi-idola-e02bbf.html

Mulyati, Sri. (2020, Desember 1). 7 Film Karya Sutradara Wanita Indonesia Yang Wajib Kamu Tonton. Hype Entertainment, pp. https://www.idntimes.com/hype/entertainment/sri-mulyati-2/7-film-karya-sutradara-wanita-indonesia-yang-wajib-kamu-tonton-c1c2/7

Tim Editor. (2018, Februari 28). Film Sekala Niskala Sabet Penghargaan Internasional. Lounge, pp. https://era.id/lounge/4241/film-sekala-niskala-sabet-penghargaan-internasional

Astrina, Tazkia. (2018, September 23). Sekala Niskala: Ekspresi Kultur Dalam Balutan Kelabu. Film, pp. https://www.economica.id/2018/09/23/resensi-sekala-niskala-ekspresi-kultur-dalam-balutan-kelabu/

--

--

AkuKita Wanita
AkuKita Wanita

Written by AkuKita Wanita

Ruang Sharing dan Diskusi Menjadi Titik Temu Kita | Find out More → https://linktr.ee/akukitawanita

No responses yet